Pemerintah Diharapkan Berikan Solusi Terkait Rumah Bersubsidi

Unknown | Rabu, Mei 21, 2014 | 0 komentar

KPR  FLPP. Naiknya harga BBM (Bahan Bakar Minyak) serta pelemahan nilai Rupiah terhadap Dollar AS ternyata tidak hanya berpengaruh pada sektor perumahan komersil namun juga sektor RUMAH BERSUBSIDI  untuk masyakat berpenghasilan rendah (MBR).
Ketua Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (DPP APERSI), Eddy Ganefo mengungkapkan harapannya kepada pemerintah untuk dapat memberikan solusi bagi pengembang rumah murah.
Saat ini, para pengembang perumahan bersubsidi untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) tengah dipusingkan dengan masalah mahalnya harga-harga terkait situasi ekonomi nasional, yang merupakan imbas dari kenaikan harga BBM serta penurunan nilai Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat.
Misalnya, bentuk-bentuk subsidi yang lebih besar agar rumah yang kami jual ini masih bisa terjangkau oleh mereka (MBR). Selama ini kan yang disubsidi itu berupa PPN, kemudian PPH hanya bayar 1 persen, itu subsidi dari Dirjen Pajak. Kemudian dari Kemenpera kami dapat bunga murah sebanyak 7,25 persen,” ungkap Eddy, seperti dikutip pada Properti Kompas
Perumahan bersubsidi KPR FLPP
Eddy juga menambahkan, pengembang juga berharap adanya tambahan subsidi uang muka selain dari SPU sekitar Rp4 jutaan per unit rumah yang telah didapat oleh pengembang yang memenuhi syarat.
Menurut Eddy, kurang disiplinnya masyarakat Indonesia dalam menabung untuk keperluan uang muka KPR lah yang menjadi alasan perlunya subsidi untuk DP KPR rumah bersubsidi. Eddy yakin, bila pemerintah bisa memberikan subsidi tersebut, maka akan semakain banyak MBR yang dapat membeli rumah dan permasalahn backlog atau kurangnya pasokan rumah pun dapat teratasi.
Banyak sekali MBR bisa mencicil, tapi tidak bisa membayar uang muka, sementara bank sendiri 
belum bisa memberikan KPR tanpa uang muka walaupun di aturan Permenpera itu dibolehkan tanpa uang muka untuk pemohon KPR FLPP. Masalahnya, bank pemberi KPR tidak keberatan,
” jelas Eddy.
Sementara itu, saat ini sendiri APERSI tengah menunggu keputusan dari pemerintah terkait usulan untuk menaikkan harga rumah subsidi. Ia khawatir, bila usulan ini tidak dikabulkan, maka pengembang akan beralih ke perumahan komersil.
Namanya pengusaha, tak mungkin kami akan membangun rumah dengan rugi. Kami berharap ada marjin walaupun kecil. Nah, kalau teman-teman sudah beralih ke produk-produk komersil, siapa lagi yang akan membangun rumah bersubsidi?” ujarnya.

Sumber: Properti Kompas

Category:

MUSTIKA PERMAI BEKASI:
MARKETING PROPERTY BEKASI:FendiRaharto 021.9590.4869

http://mustikapermai.blogspot.com

0 komentar

KUSUS DAERAH SEJABODETABEK. BAGI YANG MINAT..DAFTARKAN DATA DIRI ANDA BURUAN.....